Langsung ke konten utama

Puisi-Puisi IDE

Berikut ini puisi-puisi yang pernah saya tulis. Tujuan saya menulis puisi biasanya untuk mengekspresikan pikiran/batin saya saat itu.

Terimakasih telah mengapresiasi.

------------------------------------------------------------------

Fantasia Kembang Sepasang

Anak laki-laki itu kesepian
Berada di dunia penuh hubungan

Hidup bertetangga
Sekuntum engkau tampak di sana
Bukan pojok, bukan pula terlalu ke tengah
Air memancur senantiasa di sisinya

Sedang si pria tak berdaya
Ingin memetik engkau yang jaraknya di seberang sana berbeda era
Atau sekedar berkunjung berbagi nestapa
Menyampaikan makna lewat kata

Hanya dengan memandangnya
Pria tersadar akan pagar bercat putih
Yang selalu jadi kendala
Memisahkan halaman mereka

Bandung, Oktober 2019

------------------------------------------------------------------

Penantian
Ikraduya Edian

kesanmu telah kembali
bersama hujan dan kabut pagi...
usai menjejaki titian mimpi
sendiri



kita bertemu

dan aku gagal sungguh gagal
untuk tak mengenalimu
layaknya pandanganku dulu,
dan kejujuranku
kau masih sama

kini,
peranku sebatas diam
berbeda dari yang dulu
hidup di dunia pencarian
hingga tersesat di pelarian

pada akhirnya
kembali ke penantian

untuk itu,
hanya kembara
yang ingin ku lalui
bersamamu

dan kau setuju

Jambi, Mei 2016

----------------------------------------------------------------


Percayakah aku
Ikraduya Edian

Dengan rimbun khayalan
Yang dibiarkan kenyataan...
Menyemaki diri ini melalui alasan dan saran
Sedang, melihat lembaran lama
Yang aku temukan sebelum itu.
Aku biasa berusaha terbiasa
Membiasakan diri untuk percaya


Percayakah aku
Akan sampai ke seberang sana
Yang orang-orangnya sangat terima
Aku atau orang baru,
Sedang tuhan menyitaku agar menunggu dan malu

Percayakah aku pada diri dan takdirku padamu?

Jambi, Mei 2016

---------------------------------------------------------------------

Janji-lah
Ikraduya E.

Dunia termenung mengguncang ku
saatnya bangun, cuci wajah cuci muka

Walaupun ia nyata
Ia terbungkus data dan cahaya

Adalah aku
untuk dini yang ku takutkan
aku hanya bisa berteriak "janji"
diriku tak mau dan belum pantas berpegang
Tak takut engkau pergi adalah sebuah kebohongan
sejujurnya

Jambi, April 2016

----------------------------------------------------------------------

Ceritakan padaku

Ceritakan padaku
Tentang ego yang selalu kau cumbu
Tentang hidup sebagai pribadi
atau mentari
Tentang tidur, bangun
atau sulitnya

Tentang ilmu malu atau ilmu batu
Tentang akar dan ranting naungan mu
yang mulai ku sadari keindahannya
Tentang gerbang, pintu
atau sambutanmu

Tentang permainanmu terhadap mosi yang mengincarmu
dengan berjalan bersama mereka
Tentang pinta yang tak kunjung kau jemput
Tentang serius, tertawa
atau dengunganmu

Perihal kau yang ingin ku temu
kicauanku dan pikiranku
yang basi di kepalamu
hal lain yang tak bisa aku tiru

setelah itu
maukah kau mendengar ceritaku?

Jambi, April 2016

-------------------------------------------------------------

Sekat
Ikraduya Edian

Kala duduk di pelataran pagi
Desir angin kecil terus menjadi
Sinar matahari ku halangi
Suara-suara kita, dunia dan maya
Tak buat ku beranjak ke pelajaran

Muak entah kenapa
Dihalang sekat dan dinding gaib ini

Damai juga entah kenapa
Apalagi setelah jujur jadi kebutuhan

Aku ingin tidur
Tetapi mimpi ku menunggu di sadarku
Aku ingin menjalin
Tetapi sekat ini masih tebal, terus ku perjuangkan

Terus seperti ini

Jambi, Mei 2016

-----------------------------------------------------------

Aiiih.. Jarak pun
Ikraduya Edian

Ada yang kurang, entah apa
Rasanya ada yang hilang

Di ujung malam, aku terjaga
Manakala harapku terkabul
Sayangnya, aku yang tak tega
Malam..

Selang hari diuji pedihnya pengharapan
Aku mulai mencari pun lain
Adakah yang mau ikut?
Tak ada pun

"pun" kembali
membangkitkan sadarku
Ia ada, seperti biasa
Kemudian hilang, merana

Aiiih..
Perihal jarak biasa pun

Jambi, Mei 2016

-----------------------------------------------------------

Kembali

Kembalilah
Sebelum terlambat

Kembalikan kepada-Nya
Agar sukma tak berat

Kembalikanlah semua
Cepat atau lambat sebelum terlambat

Batas waktu tak ada yang tahu
Jangan lupa akan hal pasti
Yaitu mati

IDE Maret 2016

------------------------------------------------------------

Mata
Ikraduya Edian

Gambaran pecah yang kulihat
Seolah melindungi ku
Seolah-olah menjaga ku
Terasa nyaman saat ditatap
Tapi tak mudah aku berfokus
Aku tak bisa
Memilah isu, ilusi dan solusi

Lain halnya kaca di mataku
Ia memberi ku keyakinan baru
Membuatku tak lagi buta
Akan kenyataan
Tapi ia mengkaburkan batas-batas hak
Batas-batas hakiki manusia
Dalam membenarkan dan menyalahkan
Sesama

Jambi, Maret 2016

--------------------------------------------------------------

Monumen Subuh
Ikraduya Edian

Detak dinding pagi
Kicau angin lalu
Pijar lampu sunyi
Tertampung di benak nurani
Memperindah dinginnya subuh

Di waktu ini
Monumen hati diukir
Sedalam-dalamnya sajak
Monumen yang ditulis dalam puisi

Karena malam tadi
Kau berbaik hati menjaga hati
Yang sesungguhnya abstrak
Tak bersimpul

Iman telah ku tingkatkan
Agar tak melewati keindahan
Sajak-sajak untuk sang Pencipta
Dan Kefasihan ku pada-Nya

Serta meredam
Risau ku

Jambi, 15 Maret 2016

----------------------------------------------------------

Tertanda
Ikraduya Edian

Pekikan kecil yang sering terdengar
Rongga dada yang menekan upaya
Hentakan sempit kian lama
Hanya aku yang rasa

Waktu ku yang tersisa memisahkan dirinya
Untuk kembali ke sang pencipta
Mengobati rindunya dan meninggalkan dunia

Sekarang
Bergetar raga disaat
Pesan perpisahan tersampaikan
"Telah cukup amanat
Untuk cabut satu demi satu
Kenikmatan dan kesengsaraan mu"
Setelah ku berbuat aku selamat

Sampai nanti

Aku tertanda
Kiamat

Jambi, maret 2016

---------------------------------------------------------------

Disamping

Aku selalu di sampingmu
Selalu dikesampingkan

Disamping itu semua baik-baik saja
Walau di sampingmu agak terasa nyaman
Tetap saja aku duduk menyamping

Dengan senyum menyamping
Aku kesampingkan hal-hal diatas
Selama itu semua tak menyimpang
Dari batasan wajar orang-orang disampingku
Dan juga aku

IDE 14/02/16

----------------------------------------------------------------

Manual

Seketika aku sadar
Aku kehilangan petunjuk
Buku petunjukku

Lalu aku bangun dan sadar
Aku memang tak punya

Semua orang punya itu
Aku heran kenapa mereka tahan
Malah mereka heran denganku
Tentang aku yang heran dengan mereka

Mungkin mereka menahan

Hidup ini rumit
Sepertinya akan ku buat buku untukku sendiri

IDE 28/01/16

-----------------------------------------------------------------

Tujuan

Ku melangkah tanpa arah
Arah telah pergi meninggalkan ku
Memaksaku mencari tujuan baru
Tujuan yang dapat memberiku arah baru

Agar nantinya dapat kujaga dan kubesarkan
Sampai ia dapat melangkah bersama ku
Dan kembali pergi

IDE September 2015

-------------------------------------------------------------------

Persamaan

Bayang hidup karena cahaya
Bayang mati karena cahaya

Menolak karena berkutub
Menarik karena berkutub

dan

Diikat karena sama
Diikat karena berbeda

Dibebaskan karena pantas
Dibebaskan karena tak pantas

semua sama

IDE 30/09/15
----------------------------------------------------------------------

Thanks for reading..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Mencari Kampus Part 4 : Persiapan dan Pelaksanaan UTUL/UM UGM 2017

Mencari Kampus Part 4 : Persiapan dan Pelaksanaan UM/UTUL UGM 2017 Hai-hai sobat pembaca. Gue ngelanjutin postingan sebelumnya. Setelah Pelaksanaan SBMPTN seharusnya kan pengumuman yak? Tapi ga apa apa lah ya gue mau bahas UTUL UGM dulu, biar nanti pengumumannya gue rangkum jadi satu. Okeh , Setelah melewati momok menakutkan bagi siswa-siswi kelas 12 seluruh Indonesia yaitu SBMPTN, gue masih belom bisa bernafas lega karena momok menakutkan lain masih menunggu, UTUL UGM. Pelaksanaan SBMPTN tanggal 16 Mei sedangkan UTUL UGM 21 Mei, waktu yang lumayan singkat menurut gue. Mungkin kalian juga ada yang tahu kalo UTUL UGM bertabrakan dengan SIMAK UI, emang selalu gitu sih kayaknya. Awalnya orang tua kepengen gue ikut SIMAK UI aja, soalnya UI kan lebih dekat daripada UGM kalo dari tempat tinggal gue. Tapi masalahnya, SIMAK UI yang sekarang ga lagi disebut jalur reguler, tapi jalur mandiri, yang dimana udah pake uang pangkal dan ga ada kelas-kelas UKTnya (ga bisa minta ke

Cyber Security IPB - Tutorial Capture The Flag (CTF)

Kata Pendahuluan: Alasan gue buat artikel ini karena gue pikir banyak orang-orang kayak gue di Indonesia yang kepengen belajar Cyber security khususnya Capture The Flag (CTF) tapi ga tahu mau mulai darimana ataupun kehalang bahasa(languange barrier). sama seperti gue dulu (bahkan sampe sekarang) males ngebaca bahasa asing. Gue mau bahas tentang Cyber Security IPB. Cyber Security IPB adalah sebuah komunitas keamanan komputer di IPB Bogor. Mereka punya --pastinya--komunitas, fanpage facebook, dan channel youtube. Gue bakal bahas channel youtubenya aja. Karena gue bukan anggota cyber security IPB maupun mahasiswa IPB. Gue baru lulus SMA mzz nganggur belom dapat kampus, mana pengumuman sbm sebulan lagi. btw, gue pilih IPB - Ilmu Komputer di pilihan ke-3..semoga dapet aamiin.  OKE cukup . Channelnya ada di sini: https://www.youtube.com/channel/UCH6CPf10u9uQu3w1DRhOliw/featured?spfreload=10 Channel ini berisi video tutorial CTF (capture the flag). Mereka ngebahas m

Ketika Aku Tak Ingin Maju

 Selama ini aku kira selalu mengikut garis lurus, tetapi tidak juga. Mungkin ada benarnya, yang kulakukan selalu berjalan di garis lurus, jika ada sesuatu di kiri-kanan jalan hanya lengan kurentangkan. Apabila tergapai syukurlah, apabila terlewat biarlah. Namun akhir-akhir ini lain, aku tak ingin berjalan maju. Tidak ingin lagi aku menginjakkan kakiku di jalan penuh paku dan duri itu. Ingin ku jalan ke kanan atau ke kiri atau ke belakang juga tak apa-apa. Yang penting bukan ke depan, menuju kesengsaraan itu. Mungkin terdengar lebay mengatakan ini penderitaan. Toh selama masih menghembuskan nafas, semua orang pasti menderita. Berminggu-minggu aku meyakinkan diri bahwa hidup tak bermakna, rupanya bukan itu inti persoalannya. Hidup memang sedari awal tidak bermakna, karena itu kita terpaksa berhayal dan berkreasi tentang makna hidup itu sendiri. Berjalan ke depan mengikuti garis lurus memang pernah membuatku seakan-akan memiliki makna, namun sekarang tidak lagi. Boleh orang menganggap aku